Thursday, June 30, 2016

Riwayat Sunan Kalijaga, Walisongo Putra Adipati Tuban

Dikisahkan seorang pemuda yang berjiwa kstaria yang memberontak keadaan saat itu terhadap penguasa majapahit yang dzolim, kesengsaraan rakyat yang selalu diperas membuatnya berjuang membela rakyat walaupun dengan resiko dia harus diusir dari daerahnya karena fitnah. Beliau bernama Raden Syahid yang merupakan anggota dari walisongo dikenal sebagai sunan Kalija.Beliau adalah putra dari seorang penguasa tuban adipati Aria wilatikta sering disebut juga sebagai  Raden Sahur


Riwayat hidup

Menurut riwayat beliau dilahirkan sekitar tahun 1455, dengan nama Raden Sa’id, beliau adalah putra dari adipati Tuban Aria Wilatikta (ayahnya) dan Dewi Nawangrum (ibunya).  Menurut keterangan, Raden said masih keturunan Rosululoh s.a.w. generasi ke 24 yaitu dari nasab kakeknya Hariyo Tejo / Maulana Manshur (Adipati Tuban ke7 yang berasal dari Arab) bahkan Raden said juga memiliki nasab ke  Ibnu Abbas (paman Rosululloh s.a.w), yaitu dari kakek buyutnya Syekh Abdul Rahman/kyai Lanang Jaya (menantu dari bupati tuban I Raden Dandang Wacana / Kyai Gede Papringan.  Nah.. dari Raden Dandang Wacana ini nasabnya ke atas sampai ke prabu Banjaransari (Raja kedua Pajajaran), Raden Said menikah dengan putri dari Maulana Ishak yang bernama Dewi Saroh. Dewi Saroh adalah saudara kandung dari Sunan Giri. Dari pernikahan itu mereka dikarunai 3 orang putra yaitu Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofyah.


Berguru pada sunan Bonang

Raden said dan adiknya Dewi Rasa Wulan sudah dididik agama islam mulai dari mereka kecil, Kehidupan beliau beliau didalam istana bertolak belakang dengan keadaan rakyat kadipaten Tuban, rakyat menderita kemiskinan karena mereka di paksa membayar upeti yang besar oleh pemerintahan Tuban untuk di setorkan ke kerajaan Majapahit, karena saat itu semua  kadipaten berada di dalam wilayah majapahit wajib menbayar upeti. Hal ini yang membuat Raden Said berontak, beliau melawan titah itu berusaha mengembalikan harta rakyatnya dengan cari mengambil secara sembunyi-sembunyi harta yang di simpan digudang milik pemerintah tuban, kemudian membagikannya kepada rakyat tuban dengan cara bertopeng sehingga tidak dikenali rakyatnya.

Namun sayangnya suatu ketika Raden Said tertangkap tangan sedang mencuri, beliau sudah dijebak oleh para pegawai  istana karena seringnya kehilangan barang simpanan di gudang, akhirnya beliau diberi hukuman dan setelah itu ada perampok asli yang memanfaat situasi untuk memfitnah raden said, mereka berpakain dan bertopeng seperti raden said, mereka merampok dan memperkosa gadis-gadis sampai akhirnya saat bersamaan raden said sedang memakai topeng dan tertangkap yang kemudian diusir dari kota Tuban. 

Raden said berkelana tanpa tujuan, dan akhirnya menetap di dalam hutan Jatiwangi, Raden said masih menjalankan misinya yaitu merampok orang-orang kaya yang pelit dan membagikan hasil rampokannya kepada rakyat. Suatu ketika beliau bertemu dengan seorang kakek dan berniat untuk merampok tongkat milik kakek tersebut yang disangkanya terbuat dari gagang emas, namun sayang ilmu kakek itu melebihi kemampuannya, dan akhirnya raden said bertekuk lutut dan ingin berguru padanya, rupanya kakek tersebut adalah sunan bonang, sunan bonang menasehati raden said agar tidak menolong rakyat dengan cara yang salah, kemudian sunan bonang mau menerima raden said murid dengan syarat raden Said harus duduk bersila dipinggir sungai untuk menjaga tongkat miliknya yang ditancapkan dipinggir sungai tersebut dan tidak boleh beranjak sedikitpun dari posisi bersilanya sampai sunan bonang kembali menemuinya. Akhirnya raden Said menyanggupinya, beliau duduk bersila dan dengan ijin Alloh raden said tertidur, riwayatnya beliau tidur selama 3 tahun sampai rumput-rumput yang ada di dekat beliaupun meninggi dan menutupI dirinya.

Tiba waktunya sunan Bonang dating untuk membangunkannya, dengan mengumandangkan adzan akhirnya raden said terbangun, kemudian sunan bonang menyuruh raden said membersihkan diri dan memberikan pakaian untuk gantinya. Raden said dibawa ke Tuban di kediaman sunan Bonang, disana beliau digembleng ilmu agama oleh sunan Bonang. Raden said diberi gelar oleh sunan Bonang dengan nama Sunan kali jaga (menjaga sungai). Sebagai seorang anak walaupun terusir dari kadipaten, sunan Kalijaga merasa rindu pada orangtua dan adiknya, itupula yang dirasakan oleh ibunda tercintanya yang bersedih sejak ditinggal oleh raden Said, terlebih ketika telah tertangkapnya perampok yang berpakaian seperti yang dipakai anaknya itu, dia mengakui perbuatannya yang telah memfitnah raden Said sehingga ayahnya dan para petinggi mengetahui bahwa raden Said tidak bersalah. Akhirnya suatu waktu raden Said pulang ke kadipaten dan disambut hangat oleh ayah, ibu dan keluarganya.

Cara berdakwah

Sunan kalijaga berdakwah menyebarkan agama islam di daerah jawa dengan metode budaya, penyesuaian adat hindu terhadap penyebaran dakwah islam dengan cara bertahap memberi pengetahuan tentang islam melalui kesenian, hal ini bertujuan agar masyarakat yang sudah kuat keyakinan dengan agama hindu saat itu tidak kaget dan langsung menolak ajaran islam, sistemnya mengikuti adat mereka dengan menyusupi ajaran islam melalui kesenian tersebut. beliau membuat kesenian-kesenian yang disukai masyarakat saat itu seperti wayang kulit, alat musik gamelan dan tembang jawa lir-ilir dan gundul pacul yang dijejali dengan kata-kata bermakna islami, cara tersebut membuat kagum rakyat, para petinggi sampai level adipati seperti adipati Semarang, Kebumen, Banyumas dan adipati Kota Gede, mereka menyukai karya seni sunan Kalijaga akhirnya mau memperhatikan, memaknai dan menyakini keindahan dan kebenaran agama islam dan merekapun ikut ajaran sunan Kalijaga dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. 

Wafat

Sebenarnya tidak ada riwayat pasti tentang tahun kelahiran dan wafatnya sunan Kalijaga, tetapi beberapa keterangan beliau wafat Pada tahun 1586, pada usianya yang ke 131 tahun, dan dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak. Jasanya sangat luar biasa sebagai ulama waliyulloh dalam menyebarkan agama di pulau jawa, sebagai rasa hormat dan tawadhu terhadap guru banyak umat muslim dari seluruh penjuru datang untuk berziarah kemakamnya sampai sekarang. 

Referensi;
  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga
  2. https://brandazloz.wordpress.com/2011/08/07/silsilah-sunan-kali-jaga/
  3. Free image by Warta Madani; https://commons.wikimedia.org/wiki/File%3ASunan_Kalijaga.JPG
 

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment